Peran singkong sangat penting dalam kehidupan sekarang ini yaitu sebagai Food (sumber karbohidrat), Feed (pakan ternak), Fuel (sumber energi alternatif).
Dalam menghadapi krisis pangan dan energi, Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah bersiap menghadapinya dengan membuat beberapa program kerja, antara lain dengan proyek ’Peningkatan Pendapatan petani melalui pengembangan klastering Industri Singkong’ hal ini disampaikan oleh Ketua MSI H. Suharyo Husen dan DR. Marwah Daud Ibrahim pada acara Rountable Singkong dan aneka Tepung, diskusi Masyarakat singkong indonesia bersama KADIN Indonesia dan pada tanggal 8 Juli 2011 di Jakarta.
Klastering Agroindustri Singkong sasarannya adalah Petani, Buruh tani, Pemuda/pemudi tani dengan target pendapatan Rp 5 juta s/d Rp 20 Juta per bulan, menggunakan varietas singkong Hidayah dan Mangu yang mampu menghasilkan 100 s/d 120 ton pe Ha.
Lahan yang dgunakan untuk 1 kluster adalah 300 Ha, terdiri dari 120 KK, 1 Keluarga petani menggarap 2,5 Ha. Dan di setiap kulster dibangun pabrik industri pengolahan singkong, antara lain pabrik mocaf, tapioka dan lain-lain.
Saat ini masyarakat singkong indonesia sudah terbentuk di 10 Propinsi Dengan melaksanakan proyek klustering Agroindustri singkong, target MSI tahun 2015 adalah:
1. Petani tidak menjual singkong mentah lagi
2. Petani menjual produk olahan singkong (seperti Mocaf)
3. Tidak ada lagi pertanyaan ” Berapa harga singkong?’ yang ada ”berapa harga chhips/mocaf ?
Para utusan MSI dari berbagai daerah menyampaikan informasi nya, yang menarik antaralain Ir Sudarsono (kelompok tani dari Lampung) telah menerapkan teknik budidaya tertentu yang menghasilkan singkong mangu lebih dari 180 ton/Ha.
Pada kesempatan itu juga dsampaikan beberapa materi penting lainnya yaitu ’Strategi Pengembangan Produksi aneka tepung dalam mendukung diversifikasi pangan’ yang disampaikan oleh Fransiscus Welirang Ketua APTINDO (Asosiasi produsen Tepung Terigu Indonesia), sekalagus sebagai Ketua Komtap Ketahanan Pangan KADIN.
Dari Departemen pertanian menyampaikan ’Strategi peningkatan produksi Aneka Umbi’, Ketua GAPMMI Adhi S. Lukman menyampaikan materi ’Pengembangan Industri Pangan Berbasis Singkong dan Aneka Tepung’. Dan lainnya ’Potensi pengembangan sorghum di Indonesia’ disampaikan oleh Utama Kajo.
Menjelang penutup acara diadakan diskusi dan tanya jawab dan kesimpulan nya adalah:
Petani singkong harus sejahtera, harus sejajar dengan investor, ownership pabrik pengolahan singkong sampai menjadi tepung mocaf adalah milik petani.
MSI memberikan masukan kepada pemerintah antara lain:
1. Menetapkan Singkong dan turunannya sebagai komoditi strategis
2. PPn Dihapuskan (di tanggung pemerintah)
3. Mengusulkan model Klustering Industri Singkong
Semoga pemerintah dapat segera menanggapinya, sehingga dapat membantu masyarakat singkong dan rakyat Indonesia menjadi sejahtera bersama.
Comments
Post a Comment