Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) turut mendukung program green marketing demi tercapainya kelestarian lingkungan, dengan melakukan kerjasama saling menguntungkan dengan beberapa perusahaan plastic yang mengembangkan aplikasi dan pasar dari kantong/kemasan plastik ramah lingkungan. demikian disampaikan oleh H. Suharyo Husen BSC,SE.MBA Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) pada kunjungannya ke salah satu produsen bahan plastik yaitu PT Inter Aneka Lestari Kimia bersama team ahli MSI (8/12).
Perusahaan yang memproduksi plastik alternative yang full bio-degradable (cepat terurai) dengan merek Enviplast ini mempergunakan tepung tapioka atau singkong dan glycerin sebagai bahan bakunya.
Sedangkan plastik biasa (polyethylene / polypropylene) yang digunakan sebagai kantong belanja merupakan penyumbang sampah plastik terbesar terhadap lingkungan. Plastik konvensional ini terbuat dari hasil olahan minyak bumi, yang merupakan sumber alam yang tidak bisa diperbaharui, dan persediaannya di perut bumi semakin tipis. Terlebih lagi plastik konvensional ini baru akan terurai dalam waktu ratusan tahun, bahkan hingga ribuan tahun, yang mengakibatkan kerusakan lingkungan, menyumbat saluran air sehingga mengakibatkan banjir, sungai dan laut menjadi sangat kotor, serta membahayakan kelangsungan hidup biota air yang tanpa sengaja memakan lembaran plastik ini.
Plastik alternatif tersebut terbuat dari bahan baku alami yang tersedia terus menerus di alam dan dapat diperbaharui. Bahan bakunya antara lain tepung pati dari singkong-tapioka, dan turunan minyak nabati(kelapa sawit).
Enviplast merupakan polimer biodegradable, yang dapat terurai di alam dengan bantuan mikroorganisme dan air. Hasil uraian Enviplast adalah karbondioksida (CO2), air (H2O) dan biomasa. Enviplast juga termasuk kelompok bahan compostable, yaitu dapat menjadi kompos di dalam tanah. Enviplast yang terurai di dalam tanah, akan menambah kemampuan tanah untuk mengikat air, sehingga meningkatkan daya serap air dari tanah. Selain oleh mikroorganisme, plastic ini juga dimakan oleh binatang seperti serangga, siput, serta hewan kecil lainnya, baik di darat maupun di air, tanpa menimbulkan akibat buruk seperti efek racun atau bahaya lainnya.
Berbeda dengan plastik konvensional, Enviplast sangat ramah lingkungan, yang bisa ditunjukkan bila Enviplast ada di dalam air akan melunak dan tenggelam, sehingga memudahkan terdegradasi dan dimakan oleh mikro/makro organisme, serta tidak menyumbat saluran pembuangan air. Enviplast juga tidak menghasilkan gas kimia berbahaya atau residu lelehan bila dibakar.
Permintaan pasar terhadap produk kemasan ramah lingkungan akan terus naik dari tahun ke tahun, mendorong pertumbuhan industri plastic dan industri singkong-tapioka (Rhp)
Perusahaan yang memproduksi plastik alternative yang full bio-degradable (cepat terurai) dengan merek Enviplast ini mempergunakan tepung tapioka atau singkong dan glycerin sebagai bahan bakunya.
Sedangkan plastik biasa (polyethylene / polypropylene) yang digunakan sebagai kantong belanja merupakan penyumbang sampah plastik terbesar terhadap lingkungan. Plastik konvensional ini terbuat dari hasil olahan minyak bumi, yang merupakan sumber alam yang tidak bisa diperbaharui, dan persediaannya di perut bumi semakin tipis. Terlebih lagi plastik konvensional ini baru akan terurai dalam waktu ratusan tahun, bahkan hingga ribuan tahun, yang mengakibatkan kerusakan lingkungan, menyumbat saluran air sehingga mengakibatkan banjir, sungai dan laut menjadi sangat kotor, serta membahayakan kelangsungan hidup biota air yang tanpa sengaja memakan lembaran plastik ini.
Plastik alternatif tersebut terbuat dari bahan baku alami yang tersedia terus menerus di alam dan dapat diperbaharui. Bahan bakunya antara lain tepung pati dari singkong-tapioka, dan turunan minyak nabati(kelapa sawit).
Enviplast merupakan polimer biodegradable, yang dapat terurai di alam dengan bantuan mikroorganisme dan air. Hasil uraian Enviplast adalah karbondioksida (CO2), air (H2O) dan biomasa. Enviplast juga termasuk kelompok bahan compostable, yaitu dapat menjadi kompos di dalam tanah. Enviplast yang terurai di dalam tanah, akan menambah kemampuan tanah untuk mengikat air, sehingga meningkatkan daya serap air dari tanah. Selain oleh mikroorganisme, plastic ini juga dimakan oleh binatang seperti serangga, siput, serta hewan kecil lainnya, baik di darat maupun di air, tanpa menimbulkan akibat buruk seperti efek racun atau bahaya lainnya.
Berbeda dengan plastik konvensional, Enviplast sangat ramah lingkungan, yang bisa ditunjukkan bila Enviplast ada di dalam air akan melunak dan tenggelam, sehingga memudahkan terdegradasi dan dimakan oleh mikro/makro organisme, serta tidak menyumbat saluran pembuangan air. Enviplast juga tidak menghasilkan gas kimia berbahaya atau residu lelehan bila dibakar.
Permintaan pasar terhadap produk kemasan ramah lingkungan akan terus naik dari tahun ke tahun, mendorong pertumbuhan industri plastic dan industri singkong-tapioka (Rhp)
Comments
Post a Comment