“Our food production must increase 70% to feed the world. This is a must, considering that by 2011 the world population will reach around 7 billion. Moreover, by 2045, there will be 9 billion people living on this planet. And over half of them will be in Asia.”
(25 January 2011, India, New Delhi, President Susilo Bambang Yudhoyono).
Dalam menghadapi kebutuhan pangan bagi penduduk dunia yang terus meningkat, dari sekitar 6 milyar orang tahun 2009 akan menjadi sekitar 9 milyar orang pada tahun 2050, sehingga menurut perhitungan organisasi pangan dan pertanian dunia (FAO) produksi pangan dunia harus naik 70% dari produksi saat ini, sedangkan ketersediaan lahan pertanian dunia tidak bertambah. Maka perlu langkah strategis untuk mengantisipasi kekurangan pangan yang dapat menimpa setiap saat.
Pada tanggal 28 Januari 2010, pada Seminar dan Pameran Nasional Ketahanan Pangan “Feed The World” pertama yang diselenggarakan oleh Kadin Indonesia, dengan tema: “Menuju swasembada yang kompetitif dan berkalanjutan serta mendorong produk-produk unggulan menjadi p
rimadona dunia.” Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan untuk selanjutnya visi Program dirubah menjadi “Feed Indonesia Feed The World”.
Perkembangan kebutuhan pangan dunia yang semakin meningkat, sementara Indonesia sesungguhnya memiliki potensi dalam memproduksi berbagai produk pangan merupakan peluang besar untuk menjadi negara swasembada pangan sekaligus memasok pangan dunia.
Dan perubahan pola pikir dan langkah aksi, merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan ekonomi yang tidak hanya tergantung pada pemerintah saja melainkan merupakan kolaborasi bersama antara Pemerintah dan Swasta, dalam semangat Indonesia Incorporated.
Diluncurkannya kebijakan tentang “ Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ( MP3EI ) “ dengan 22 kegiatan ekonomi utama di 6 Koridor Ekonomi yaitu : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali Nusa Tenggara, Sulawesi Maluku Utara, dan Papua – Maluku. Untuk pelaksanaan MP3EI sampai dengan tahun 2025 , diperkiraan dana investasi sekitar Rp 4000 Triliun. Yang harus dipikul bersama antara Pemerintah termasuk BUMN, Masyarakat dan Perusahaan Swasta .
Peluang investasi sebesar USD 10 Milyar atau sekitar Rp 85,40 Triliun pasca pelaksanaan Forum Ekonomi Dunia Asia Timur 2011 yang diselenggarakan di Indonesia. Sebanyak 14 perusahaan multinasional diikat dalam Inisiatif Pengembangan Pertanian dalam kerangka World Economic Forum (WEF) di Indonesia dengan target peningkatan produktivitas produk pangan. Ke-14 perusahaan itu memastikan untuk membeli bahan baku dari petani. Target dari kemitraan itu adalah mewujudkan komitmen 20-20-20 , yakni meningkatkan produktivitas pertanian sebesar 20 persen; menurunkan emisi karbon dioksida 20 persen, dan mengentaskan warga dari kemiskinan 20 persen di daerah.
MP3EI akan dipegang sebagai referensi dan acuan di dalam menyusun Roadmap Ededisi II dibidang Pembangunan Ketahanan Pangan ;
Peluang investasi Rp 85,40 Triliun akan dimanfaatkan didalam pelaksanaan hasil Rakor Pangan Nasional dan Feed Indonesia Feed The World II sehingga terjadi kemitraan yang saling menguntungkan antara perusahaan multinasional dengan para pengusaha nasional dan petani Indonesia dalam mencapai Swasembada Pangan Nasional Berkelanjutan.
Untuk mengantisipasi krisis dimasa selanjutnya, Kadin Indonesia bersama Pemerintah akan terus meningkatkan produksi pangan dalam negeri secara berkelanjutan. Pihak pengusaha anggota Kadin Indonesia secara konsisten akan melaksanakan hasil Rakor Pangan Nasional dan Feed Indonesia Feed The World II, khususnya akan aktif berpartisipasi di dalam proses peningkatan produksi pangan nasional, antara lain melaui pelaksanaan Food Estate yang saat ini sudah dimulai di Marauke dengan program MIFEE atau Merauke Integrated, Food and Energy Estate. Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan Food Estate telah tersedia yang memungkinkan mengundang investor dari luar negeri dan dalam negeri.
Berdasarkan masukan dari para nara sumber yang pada umumnya para pengambil keputusan, yaitu para menteri terkait, maka Rakor Pangan Nasional menyimpulkan bahwa bottlenecking : ketersediaan lahan, infrastruktur, teknologi dan akses terhadap teknologi, pembiayaan, iklim usaha dan diversifikasi pangan, akan selalu berupaya untuk dapat diatasi secara bertahap dan konsisten oleh pemerintah.
Sumber: Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) ,Feed Indonesia Feed The World II
Jakarta, 26 Juli 2011
Comments
Post a Comment